Kali
ini saya kembali dengan sajian kuliner nusantara. Masiih dari Makassar, setelah
sejam bermain bulutangkis saya dan teman-teman bergegas mencari teman makan
untuk mengganti tenaga yang hilang. Yang terbesit dalam pikiran ditengah udara
dingin setelah diguyur hujan saya ingin menyantap hidangan berkuah yang padas,
segar dan pedas tentunya. Teman saya
dari Makassar mengajak saya berburu Pallu Basa, dalam bahasa setempat Pallu itu
kira-kira artinya “dimasak” jadi Pallu Basa kira-kira artinya “Dimasak Basa
(berkuah)” begitu kisah teman saya, saya sendiri hanya mengangguk-angguk ketika
dia menjelaskan. Dia membawa saya dan satu lagi teman saya ke Palbas Serigala,
seperti sebelumnya ketika saya mengisahkan Coto Gagak, dinamakan Palbas
Serigala karena tempat makan tersebut berada di jalan Serigala.
Sampai
ditempat makan tersebut saya sudah tidak sabar untuk segera menikmati Pallu
Basa-nya, setelah memesan tidak lama datanglah hidangan yang saya nantikan,
satu mangkuk kecil Pallu Basa, sepiring nasi dan 1 gelas es the manis sesuai
pesanan kami. Pallu Basa-nya sendiri bisa dipesan dengan atau tanpa kuning
telur mentah yang dimasukan kedalam mangkuk Pallu Basa tadi. Saya memesan yang
tanpa kuning telur, ingin merasakan rasa asli dari Pallu Basa itu sendiri.
Dari
sajiannya hampir mirip-mirip Coto dari jalan gagak kemarin, yang sedikit
berbeda kuahnya kali ini lebih kental, mungkin karena ada campuran kelapa
keringnya, saya coba sruput sedikit kuahnya, heeeemmmmmm, fantastik rasanya…uenak
tenan. Saya tambahkan sedikit Lombok alias sambel, buat ukuran saya kurang
pedas tapi mungkin buat yang lain sudah cukup karena ada sedikit campuran lada
didalamnya. Kuahnya yang kental dan hangat nikmat sekali, suap demi suap tak
terasa nasi sudah habis satu piring, pelan-pelan saya nikmati sendok demi
sendok dari Pallu Basa tersebut.
Bicara
rasa, Pallu Basa ini sedikit lebih nikmat dari Cota Gagak kemarin, mungkin
karena kuahnya yang sedikit lebih kental atau karena saya yang lebih “lapar”
dari kemarin ya…hehehe. Kalo bicara dagingnya, keduanya sama-sama nikmat,
dengan cita rasa yang 11-12 sulit menentukan mana yang lebih nikmat, tergantung
selera dan momen kali ya J.
Masalah
parkiranpun gak terlalu merepotkan, tersedia areal parkir yang lumayan banyak.
Sama seperti Coto Gagak, Pallu Basa Serigala juga sudah mengalami perluasan,
dari yang sebelumnya hanya tenda warung makan telah diperluas ke seberangnya
didalam ruko namun masih dijalan yang sama, menggambarkan kesuksesan pemiliknya.
Begitu pula orang-orang yang berkunjung datang, mulai dari pagi hingga larut
malam tetap ramai, yang membedakan mungkin di PalBas Serigala tidak ada poto
artis atau pejabat yang sudah berkunjung ke tempat tersebut.
Secara
keseluruhan nilai warung makan ini 3.7, sedikit lebih unggul dari masalah rasa,
sekali lagi versi saya lho.
Ok, itu
dulu kisah kuliner nusantara. Nanti saya hadir lagi dengan Pisang Epe tepat di
pinggir pantai Losari. Nantikan ya…
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar