Lagi gak
mood bikin oret-oretan tentang sepakbola , so kali ini Cuma cuap-cuap aja
tentang sebuah rasa (bukan rasa sebuah makanan ya...hehehe).
Rasa itu
sebuah karunia, banyak aneka ragamnya tapi yang paling sering dibicarakan tentunya
rasa sayang, cinta, sedih, pilu bahagia dan sejenisnya.
Kebetulan
sekarang mood-nya pengen nulis tentang rasa sayang (bukan cinta lho) dan rindu.
Dari apa yang saya rasakan sayang dan rindu itu memiliki korelasi yang erat,
dari huruf awalnya aja dah berdekatan…hehehe
Ketika kita
memiliki rasa sayang pada seseorang banyak perasaan lain yang mengiringi dan
yang paling dekat dan sering kita rasakan atau saya rasakan aja deh adalah
perasaan rindu. Ada sih perasaan-perasaan lain, cemburu misalnya. Tapi kalo
buat saya sih cemburu juga timbul karena perasaan rindu yang kita miliki,
sementara kita rindu ingin bertemu dan tentunya menghabiskan waktu berama dengan
orang yang disayangi disaat yang sama keinginan itu tidak terpenuhi karena
mungkin dia punya kegiatan lain atau sedang bersama dengan orang lain nah kalo
dah gitu yang nongol perasaan cemburu deh.
Rasa sayang
itu tidak memaksa, itu juga yang saya rasakan. Tidak memaksa anda harus menjadi
seseorang yang lain, tidak memaksa anda melakukan sesuatu yang anda tidak sukai
bahkan tidak memaksa memiliki perasaan yang sama dan menyukai apa yang
dirasakan dan disukai oleh orang yang kita sayangi.
Rasa sayang
itu membebaskan atau bahasa sononya set u
free, bukan membebaskan sebebas-bebasnya, tetap ada konsekuensi dari setiap
hal bukan? Bebas disini lebih pada membebaskan anda menjadi diri sendiri,
mengutarakan apa yang anda rasakan, entah itu hal yang anda suka atau tidak
suka, membebaskan anda dari perasaan gelisah karena cemburu yang berlebihan,
membebaskan anda dari khawatir dan ketakutan yang berlebihan, That kind of fear
lah.
Tentunya
perjalanan dalam memelihara rasa sayang itu gak gampang, gak melulu apa yang
kita temui itu mulus jalannya, ada aja masanya kita bertengkar, berargurmen dan
silang pendapat tapi percaya deh kalo memang dasarnya sayang semua hal itu
justru semakin menguatkan rasa sayang yang ada, kembali ke niat awal aja, kalo
emang niatnya menyayangi dengan tulus pasti menemui jalan keluar dari setiap
masalah tapi kalo niatnya gak tulus pasti berat dan ujungnya saling menyakiti.
Tapi rasa
sayang juga membangun kesadaran bukan semata perasaan yang membutakan, ini
salah satu yang membedakan sayang dan cinta. Rasa sayang itu abadi, kita tidak
perlu memiliki orang yang kita sayangi karena rasa sayang itu selalu tersimpan
baik direlung hati, di dasar sanubari dan di inti jiwa. Kalo buat saya sih
cinta itu lebih banyak membutakan, pengennya memiliki, tapi kalo sayang
didalamnya tersimpan perasaan tulus dan ikhlas. Tulus dalam memelihara rasa
sayang itu dan ikhlas atas kenyataan yang dihadapi bahwa orang yang disayangi
kemungkinan tidak memiliki perasaan yang sama dan bahkan menjadi milik orang
lain. Toh namanya sayang kan bisa bermetamorfosis menjadi bentuk-bentuk lain,
gak harus menjadi kekasih.
Lihat aja bagaimana orang tua kita menyayangi kita, apa pernah mereka berharap rasa sayangnya dibalas setimpal? Lagian kalo emang iya apa kita mampu membalasnya dalam ukuran yang setimpal? No way lah yaw, yang ada kita lebih sering menyakiti mereka. Tapi apakah karena kita sering menyakiti mereka lantas mereka menjadi enggan menyayangi kita? Heeemmmmm……saya ragukan itu, yang ada mereka tetap tersenyum dan tak hentinya menyayangi walau bisa jadi mereka sebenarnya pilu dengan keadaan bahwa kita sering menyakiti mereka, kan mereka juga manusia yang memiliki aneka perasaan termasuk sedih dan pilu.
Kembali ini Cuma
oret-oretan saya, bisa jadi banyak yang punya pandangan berbeda, itu sah-sah
aja karena memang kita tercipta dengan rasa dan hati yang berbeda.
Saya sendiri
memiliki sebuah perasaan sayang yang tak pernah padam, tersimpan dengan baik
direlung hati, terpatri indah di dasar sanubari kepada seseorang yang bisa jadi
saat saya tuliskan ini dia sudah bersama yang lain.
Sebuah
perasaan sayang yang sanggup mengeliminir semua kekurangannya, yang membuat
saya menjadi seseorang yang berarti, menjadi orang yang bermanfaat bukan hanya
untuknya tapi juga orang yang berada disekeliling saya.
Walau dia
akan selalu jadi yang terbaik dalam hidup saya namun saya harus ikhlas bahwa
dia lebih pantas dengan orang lain. Saya terlalu bodoh dan nista untuk berada
disisinya, hanya bisa membuat dia sedih dan menangis dan buat saya tidak
sepantasnya saya membuatnya seperti itu.
Doa saya
yang terbaik untuknya, dan saya yakin Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang sudah menyiapkan yang terbaik buatnya. Lepas dari itu semua saya
tetap menyayangi dia dengan segala kehinaan dan kenistaan saya.
Jakarta, 7
Juni 2012
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar