Setelah
bulan Desember lalu melakukan perjalanan dinas ke Pontianak pada Januari ini
saya kembali melakukan perjalanan dinas ke Kalimantan yang pada jaman kolonial Belanda
dikenal dengan nama Borneo. Pulau ketiga terbesar didunia yang banyak terdapat
aliran sungai ini menyimpan segudang kekayaan alam, mulai dari luasnya hutan
yang merupakan paru-paru dunia sampai kandungan gas alam dan mineral didalam
perut buminya.
Perjalan
pertama saya menuju Banjarmasin, Ibukota Kalimantan Selatan. Kota yang dijuluki
“kota seribu sungai” yang dikenal dengan kulinernya Soto Banjar. Pertama
mendaratkan kaki di Bandara Internasional Sepinggan saya sudah penasaran
seperti apa rasa soto Banjar di daerah asalnya dan kaya apa sih sungai-sungai
di Banjarmasin ini.
Perjalanan
dari bandara Sepinggan menuju pusat kota memakan waktu kurang lebih satu jam,
jaraknya lumayan jauh namun karena jalanannya tidak semacet Jakarta jadi waktu
tempuhnya kira-kira sesuai dengan jaraknya lah. Belakangan setelah merasakan
jalanan di Banjarmasin ternyata arus lalu-lintasnya mulai padat dan terdapat
beberapa titik kemacetan.
Kesan
pertama lainnya yang menarik adalah di Banjarmasin ini banyak sekali mobil
jenis double cabin dari berbagai pabrikan yang di Jakarta mungkin populasinya
masih sedikit, padahal kalau melihat harga jualnya mobil jenis ini mungkin bisa
digolongkan sebagai mobil mewah. Hal ini wajar melihat medan di Banjarmasin dan
Kalimantan secara umum yang cukup berat dan banyak terdapat daerah
pertambangan, mobil jenis ini menjadi pilihan yang ekonomis.
Untuk urusan
transoportasi dalam kota di Banjarmasin tersedia dua jenis angkot (ini yang
saya lihat), yang warna merah dan warna biru. Angkot warna biru tarifnya
sedikit lebih mahal dibandingkan dengan yang warna merah, saya sendiri tidak
tahu persisnya kenapa tapi dari yang saya dengar karena angkot berwarna biru
melayani trayek sampai ke luar kota. Di Banjarmasin juga ada bajaj seperti yang
ada di Jakarta, selain itu juga terdapat becak yang juga ada di Jakarta tempoe
doeloe. Untuk taksi agak berbeda dengan kondisi di Pontianak yang sangat sulit
mendapatkan taksi (bahkan saya sempat berpikir tidak ada taksi selain taksi
bandara), di Banjarmasin relative lebih banyak. Hanya saja taksi di Banjarmasin
dikenakan tarif minimum Rp. 25.000,00, jadi jika anda sudah sampai di tempat
tujuan dan angka yang tertera di argometer kurang dari Rp. 25.000,00 anda harus
mengeluarkan uang sebesar tarif minimum tersebut.
Segitu
dulu cerita tentang Banjarmasin, dalam kesempatan terpisah saya mau berbagi
tentang kuliner yang ada di Banjarmasin…tunggu kisah dan reviewnya ya J
Balikpapan, 28 Januari 2012
Balikpapan, 28 Januari 2012
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar