Akhirnya
Indonesia kembali harus gigit jari, penantian selama 20 tahun harus
diperpanjang, asa untuk menggelar pesta kemenangan di seantero negri pupus
seiring kekalahan TIMNAS dari negri yang katanya serumpun Malaysia lewat drama
tos-tosan.
Saya
bukan komentator olahraga yang pandai mengomentari pertandingan baik dari sisi
teknis maupun non teknis. Buat saya, yang menyaksikan langsung di stadion GBK
apa yang Garuda-Garuda Muda lakukan sudah luar biasa, secara permainan mereka
tidak kalah, lawan yang dihadapi juga bukan main-main, menyandang gelar juara
bertahan dan pada kenyataanya yang saya lihat langsung kemarin mnereka memiliki
organisasi permainan yang baik, benar-benar lawan yang tangguh.
Apa
yang dicapai Garuda-Garuda Muda buat saya sendiri sudah cukup membanggakan. Ya
memang hasilnya mengecewakan, tapi dibalik itu terdapat energy yang luar biasa,
tehnik permainan yang mulai berkembang, padahal mereka bukanlah produk dari system
kompetisi yang berkesinambungan, hanya sekumpulan orang yang dipilih,
dikumpulkan dan dibina dalam waktu yang singkat untuk menghadapi sebuah
turnamen dengan lawan-lawan yang cukup sepadan dengan waktu persiapan yang jauh
lebih baik dari mereka.
Dilain
hal mereka juga telah membangkitkan semangat kebangsaan dan jiwa nasionalisme pada
hampir semua lapisan masyarakat Indonesia, lihat saja yang datang langsung ke stadion
menyaksikan TIMNAS bermain baik itu senior maupun junior sekarang ini tidak
didominasi oleh kaum adam, tapi juga kaum hawa, mereka tidak hanya datang untuk
mendampingi suami atau kekasih tapi beberapa dari mereka datang berkelompok sesame
kaum hawa. Penonton tidak juga didominasi kaum muda atasu setengah baya, tapi
juga dari Balita sampai orang tua yang mungkin pantas saya panggil kakek. Tidak
juga didominasi pelajar atau anak kuliahan, tapi juga pekerja kantoran mulai
dari staff sampai pimpinan perusahaan, buruh, pedagang, bahkan mungkin petani.
Sebuah pemandangan yang menggetarkan dan membanggakan.
Saya
sendiri datang bersama seorang teman, berangkat dari kantor sudah sore,
kira-kira pukul 17:40, berharap dapat masuk stadion sebelum lagu Indonesia Raya
dikumandangkan, itulah momen yang selalu menggetarkan jiwa dan membasuh kalbu
dengan semangat kebangsaan. Hari itu kondisi lalu-lintas dari kantor kami di
bilangan senen menuju Senayan cukup lancer, sebuah pemandangan yang tidak biasa
untuk kota Jakarta yang sehari-harinya saja sudah macet. Antrian kendaraan baru
terjadi mulai dari POLDA. Setelah turun di jembatan penyebrangan dekat POLDA
kami bergegas menuju stadion GBK.
Wooowwww….luar
biasa, yang kami dapati begitu memasuki kompleks GBK adalah lautan manusia,
dengan semua atribut merah putih, tampilan-tampilan unik dan tabuhan gendering dan
alat musik lainnya, mereka ingin menyaksikan dan merasakan langsung momen
pentahbisan Indonesia menjadi Jawara Asia Tenggara. Ada Orang bule yang
menggendong anaknya dengan seragam Indonesia, ada sekelompok wanita-wanita
(Indonesian’s angels) bak artis yang datang dengan atribut TIMNAS, dan masih
banyak lagimasyarakat yang memadati kompleks GBK, padahal waktu itu jam sudah
menunjukkan 18:30.
Biasanya
tidak terlalu sulit masuk ke dalam stadion walau pertandingan sudah mau
dimulai, tapi kali ini luar biasa, saya dan teman saya kesulitan menembus ke
dalam pelataran stadion GBK. Butuh
perjuangan ekstra, berdesak-desakan dan dorong-dorongan menjadi pemandangan
umum disitu. Ketika kami akhirnya berhasil masuk dalam pelataran stadion GBK
kami masih harus berjuang masuk ke dalam stadion. Kami melihat antrian yang
luar biasa di depan setiap pintu masuk stadion di seluruh kategori. Banyak
sekali masyarakat yang mengacung-acungkan tiket untuk masuk ke stadion, namun
sepertinya tidak digubris pihak keamanan karena sepertinya pintu sudah ditutup.
Karena
dari awal saya dan teman bertekad untuk masuk ke dalam stadion maka kami nekad
untuk menembus kerumunan orang, sambil mengikuti gerakan massa kami merangsek
terus mendekati pintu masuk. Dalam perjalanannya saya melihat beberapa orang
sudah menyerah karena kehabisan nafas, beberapa dari mereka adalah kaum hawa
bahkan ada anak kecil yang terjebak didalam kerumunan tersebut. Kami berhasil
masuk dan akhirnya berada di depan pintu masuk ke dalam stadion. Saya melihat
beberapa anggota kepolisian salah satunya dengan topi pet berwarna biru yang
sepertinya pemberi komando kepada rekan-rekan polisi yang lain.
Sekelompok
orang dengan tetabuhan yang berada didekat saya memohon-mohon kepada pihak
kepolisian untuk membukakan pintu masuk, awalnya polisi akan membukakan pintu
asal kita mau mundur beberapa meter, sekali kesempatan kami mundur tapi pintu
belum dibukakan, beberapa saat kemudian polisi kembali memerintahkan kami agar
mundur supaya pintu dapat dibuka, kembali kami mundur namum pintu tidak kunjung
dibuka. Setelah melalui proses negosiasi akhirnya pintu kecil yang berada
ditengah dibuka, disinilah pertarungan untuk masuk kembali dimulai, massa
merangsek masuk, dorong-mendorong terjadi, dengan segala kekuatan saya mencoba
bertahan mengikuti aliran manusi sambil coba masuk ke dalam. Namun sial, ada
besi pembatas antrian menuju pintu yang terbuka tersebut, saya melihat ketika
itu aparat kepolisian sudah tidak ada ditempat. Akhirnya beberapa orang yang
berada di depan baris antrian saya mencoba mendobrak pintu lain yang masih
tertutup, dengan semangat saling membantu massa yang sudah berada di dalam ikut
menendang-nendang pintu yang tidak lama berhasil dijebol. Dibagian lain massa
juga mencoba mendobrak pintu antrian sebelah kiri, saya tidak memperhatikan
lagi apakah pintu itu berhasil dibuka karena saya dan teman saya langsung naik
ke atas.
Kami
sebenarnya sudah tidak berharap dapat mendengarkan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya dinyanyikan, mengingat lebih dari setengah jam kami berdesak-desakan untuk
dapat masuk ke dalam stadion tadi. Kami berpikir paling tidak kami dapat
menyaksikan pertandingan langsung walau hanya setengah babak. Namun ternyata
setelah berada di dalam stadion kami melihat bahwa pertandingan belum dimulai,
alangkah senangnya kami. Tekad, niat dan perjuangan kami masuk ke dalam stadion
terbayar dengan terpenuhinya keinginan kami. Sambil berharap keinginan kami
yang lain yaitu menyaksikan langsung pengalungan medali emas kepada TIMNAS
Indonesia kami terus berteriak-teriak menyemangati para punggawa Garuda Muda.
Namun
hasil menentukan lain, keinginan kami tersebut harus kandas seiring gagalnya
tandangan pinalti dari Ferdinand Sinaga dan berhasilnya penendang pinalti
terakhir Malaysia Baddrol Bachtiar melesakkan bola ke gawang walau sempat
ditepis kipper Kurnia Mega. Yang terlihat setelah itu justru kebalikan dari apa
yang diangan-angankan, semua tertunduk lemas, termasuk para punggawa Garuda
Muda. Namun tidak lama terdengar dengan kompaknya lantunan disertai tetabuhan
dan bunyi-bunyian lainnya yang mengiringi koor lebih dari 100 ribu orang yang
memadati stadion….INDONESIA…..INDONESIA…..INDONESIA…..untuk menyemangati dan
mengangkat spirit para punggawa Garuda Muda yang telah berjuang dengan
sebaik-baiknya dan mengeluarkan kemampuan terbaik yang mereka miliki.
Kali
ini agak berbeda pemandangannya dari pertandingan sebelumnya antara Indonesia
melawan Bahrain yang saya saksikan langsung juga, dimana aneka botol air
mineral beterbangan ke tengah lapangan dan petasan membahana disana-sini. Kali
ini penonton berangsur-angsur meninggalkan stadion dan kompleks GBK dengan
tenang dan tanpa keributan yang berarti. Masyarakat sadar bahwa Garuda-Garuda
Muda telah berjuang maksimal untuk memberikan hasil terbaik, hanya saja hasil
tidak sesuai harapan. Ini bisa dijadikan pelajaran dilain waktu agar kita dapat
meraih prestasi tertinggi, tidak hanya tingkat Asia Tenggara tapi juga tingkat
Asia bahkan dunia…..wish someday it will happen J
Selain “cacat” hasil pertandingan Indonesia
melawan Malaysia juga menyisakan duka lain, dengan berpulangnya 2 suporter
Indonesia saat berdesak-desakan masuk kedalam stadion. Simpati dan dukacita
untuk kedua keluarga besar korban, semoga kejadian ini dijadikan pelajaran oleh
PSSI untuk meningkatkan manajemen supporter, karena mereka adalah asset
berharga pengembangan sepakbola di Indonesia selain tentunya para pemain itu
sendiri.
Bravo
Garuda-Garuda Muda……Tetap Kepakkan sayapmu dan terbanglah yang tinggi ke langit
prestasi… Kami akan selalu mendukungmu dan akan selalu menemanimu…..
From: Suporter TIMNAS INDONESIA BUKAN SUPORTER PSSI….!!!! (HSI/HIS)
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar