Kedatangan
Inter Milan ke Indonesia menyedot perhatian media dan publik tidak hanya di
Indonesia tetapi juga di dunia. Saya jadi tertarik membuat oret-oretan sedikit
tentang Inter Milan yang mengakhiri musim ini di posisi ke-6 dan hanya berhak
mendapatkan tiket ke babak 3 kualifikasi Liga Eropa musim depan. Il Nerrazuri merupakan
salah satu klub di Italia yang memiliki tradisi kuat bukan saja di tingkat
lokal namun dunia. Namun musim lalu sepertinya bukan musim mereka, banyak
kendala yang dihadapi sepanjang musim berjalan, mulai dari pergantian pelatih
(Leonardo, Gasperini, Ranieri dan terakhir Andrea Stramaccioni), arus keluar
masuk pemain dan inkonsistensi permainan yang mungkin saja diakibatkan dari 2
hal yang disebutkan sebelumnya.
Kekuatan
Inter Milan musim 2009-2010 dimana saat itu mereka meraih treble winner (Serie
A, Coppa Italia dan UCL) seperti tak nampak pada musim lalu. Pada musim
2009-2010 tersebut rekor mereka di Serie A adalah 24 kali menang, 10 kali seri
dan 4 kali kalah dengan poin 82 dan mencatat selisih gol +41. Catatan tersebut
jauh lebih baik dari yang mereka buat musim lalu yaitu 17 kali menang, 7 kali
seri dan 14 kali kalah, hanya berhasil mengkoleksi 58 poin dan selisih gol +3
(lebih buruk dari peringkat dibawahnya AS Roma dengan +6). Persamaan kedua
musim tersebut adalah mereka mampu mengalahkan rival satu kota AC Milan dalam 2
kali pertemuan di Serie A. Pada musim 2009-2010 mereka berhasil mengalahkan AC
Milan dengan skor masing-masing 4-0 (tandang) dan 2-0 (kandang), sementara pada
musim lalu mereka berhasil menumbangkan AC Milan dengan skor 1-0 (tandang) dan
4-2 (kandang) dimana hasil tersebut berperan memupuskan peluang AC Milan meraih
tropi Serie A musim lalu.
Well, dengan
segudang catatan sejarah klub peraih 3 tropi Champion Eropa dan 18 tropi Serie
A tersebut tentunya Inter Milan memiliki segudang fans di seantero dunia
termasuk Indonesia tentunya yang akrab disapa dengan Interisti. Inter Milan yang memiliki julukan Il Nerazurri
(si biru hitam) atau Il Biscone (si ular besar) atau La Beneamata (yang
tersayang) bersama-sama dengan AC Milan dengan 18 tropi Serie A merupakan klub
dengan koleksi gelar Serie A terbanyak setelah Juventus dengan 28 gelar, itulah
kenapa di atas logo klub Inter Milan dan AC Milan terdapat 1 bintang dan
Juventus 2 bintang, dimana 1 bintang menandakan raihan 10 tropi Serie A. Inter
Milan lebih dahulu meraih bintang yaitu pada tahun 1966 sementara Milan pada
tahun 1979, Juventus sendiri meraihnya pada 1958 dan 1982.
Untuk urusan manajer
tersukses dilihat dari perolehan tropi ternyata Roberto Mancini merupakan
manajer Il Nerazurri tersukses bersama-sama dengan Helenio Herrera yang meraih
7 tropi dari berbagai ajang. Yang membedakan adalah seluruh tropi yang diraih
Roberto Mancini diperoleh pada level domestik sementara 4 dari 7 tropi yang
diraih Herrera diperoleh pada level Eropa bahkan dunia yang pada masa itu Il
Nerazurri mendapat julukan Il Grande Inter yaitu dari musim 1960-1968. Herrera
yang dijuluki Il Mago (sang penyihir) meraih tropi pertamanya bersama Inter
Milan dimusim ketiga dia bergabung di Inter Milan dari FC Barcelona, sementara
Mancini langsung meraih tropi pada musim pertamanya bergabung dengan Inter
Milan dari Lazio dengan meraih gelar Coppa Italia yang kemudia disusul
Supercoppa Italia pada tahun yang sama (2005). Tapi kalo dilihat dari lama
bergabung dibandingkan dengan tropi yang diraih nama Jose Maurinho boleh
diapungkan sebagai pelatih sukses di Inter. Dalam kurun waktu 2 tahun memimpin
The Special One mampu mempersembahkan 5 tropi domestik dan Eropa, dimana salah
satunya pada saat Inter meraih treble winners.
Saya sendiri
mulai mengenal Inter Milan semasa trio Jerman berada disana, saat itu rival
sekota AC Milan dihuni trio Belanda, Frank Rijkaard, Ruud Gullit dan Marco Van
Basten. Pada masa itu Andreas Brehme, Lothar Matthaus, dan Jurgen Klinsmann
berhasil mempersembahkan tropi Serie A bagi Inter Milan pada musim 1988-1989
namun sayangnya gagal mempertahankan gelar pada musim berikutnya, dan tropi Serie
A tersebut baru bisa diraih kembali pada musim 2005-2006 sebagai dampak dari
skandal Calciopoli. Pada Musim 1998-1999 tersebut pemain Inter lainnya berhasil
memuncaki daftar pencetak gol terbanyak dengan 22 gol disusul Marco Van Basten
(AC Milan) dan Careca (Napoli) dengan 19 gol.
Semoga kedatangan Inter Milan kali ini
mampu memberikan angin segar bagi persepakbolaan Indonesia terutama mengobati
kerinduan ribuan bahkan mungkin jutaan fans Inter yang ada di Indonesia. Dan
semoga saja tayangan free to air Liga
Italia yang mulai surut dapat kembali menghangat agar penikmat-penikmat Serie A
Italia dapat terus menyaksikan permainan sepakbola dengan tehnik yahud, karena
biar bagaimanapun kualitas permainan sepakbola di Liga Italia tetap salah satu
yang terbaik dan layak ditonton walau belakangan hegemoninya kalah bersaing
dengan English Premier League dan La Liga Spanyol. Mari kita sama-sama
berharap.
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar